Translate

Rabu, 02 April 2014

Tak Ada Yang Sempurna



"Tidak ada pria yang benar-benar baik, kitalah yang harus membaikkannya." ~Mario Teguh~

Dalam majalah Telaga edisi Agustus 2006 tercantum tulisan berjudul "Toko Suami". Ada sebuah toko yang menjual suami-suami. Ada 6 lantai tempat para suami yang dijual sesuai ciri-cirinya. Para wanita hanya memiliki satu kesempatan untuk melalui lantai tersebut. Jika naik ke lantai dua, ia tidak boleh kembali ke lantai satu.

Suatu ketika seorang wanita datang. Di lantai 1 ada tulisa terpajang di pintu. Lantai 1 :Pria ini punya pekerjaan yang baik dan mengasihi Tuhan. "Ah, punya pekerjaan baik belum tentu mapan. Lebih baik saya naik ke lantai berikutnya. Siapa tahu saya mendapatkan suami lebih baik lagi, pikirnya."

Lalu ia pun naik ke tingkat selanjutnya. Di sana ia melihat tulisan di pintu lantai 2 berbunyi, : Pria ini punya pekerjaan, cinta Tuhan, dan sayang anak." 
"Ya, ini cukup baik. Tapi kalau saya melihat ke lantai berikutnya mungkin saya akan memperoleh pasangan yang jauh lebih baik lagi." Jadi ia pun beranjak ke lantai satunya lagi.

Di lantai 3 disediakan Pria yang mempunyai pekerjaan, cinta Tuhan, sayang anak, dan berwajah tampan. "Wah, semakin saya naik, semakin saya melihat pria-pria yang luar biasa. Kalau saya melangkah lagi pasti saya akan menemukan pria yang super."

Wanita ini penasaran dan terus naik ke lantai 4. Disana "dijual" Pria yang punya pekerjaan, cinta Tuhan, sayang anak, berwajah tampan, dan membantu pekerjaan rumah. "Ah, masih kurang, saya ingin yang lebih dari ini,." katanya.

Lantas dia terus menuju lantai 5. Di sini ia menemukan Pria yang memiliki pekerjaan, cinta Tuhan, sayang anak, berwajah tampan, bisa membantu rumah tangga, dan romantis. "Sepertinya ini yang saya cari selama ini. Saya ambil tidak ya?" Sementara ia ragu,matanya terus tertuju ke lantai 6. "Pasti di sana kriterianya lebih hebat lagi,"pikirnya.

Ia naik ke lantai 6. Tapi apa yang terjadi? ia tak menemukan apa-apa selain tulisan yang mengatakan "Tidak ada pria di lantai ini.Lantai ini hanya untuk wanita yang terlalu suka memilih.Terima kasih telah mengunjungi toko suami." Alhasil, si wanita harus kembali tanpa mendapat siapa-siapa.

Bagi wanita yang masih lajang, tentu kita punya segudang kriteria tentang pria yang kelak akan menjadi pasanagn hidup kita. Tentu hal itu boleh-boleh saja. Kita boleh mengharapkan pria dengan kualitas setinggi-tingginya, tampan, mapan, menarik, jujur, menyayangi kita apa adanya, dan seterusnya. Sebab kehidupan hanya memberikan apa yang kita inginkan. Jika kita merindukan pasangan yang baik, setia, bermoral, maka itulah yang akan kita dapatkan. Sementara jika kita berharap yang biasa-biasa saya, yang penting dia punya pekerjaan tetap, yang penting orang itu tidak berkhianat, yang penting dia menghargai saya, maka jangan heran bila pria yang seperti itulah, yang biasa-biasa pula yang kita dapatkan.

Namun jangan sampai karena kita mau mempunya suami yang luar biasa dalam segala hal, lalu kita menjadi wanita yang perfeksionis, yang menginginkan seorang pasangan yang tidak bercacat cela dan serba bisa. Ingatlah, tidak ada pria yang sempurna di dunia ini. Bahkan sering kali kita malah dihadapkan dengan pilihan-pilihan. Kaya tapi tampangnya biasa saja, Baik,pintar, tetapi fisiknya kirang oke. Pengertian,sabar, tapi penghasilannya standar. Ya, itulah hidup. Tidak ada yang benar-benar baik, kitalah yang harus membaikkannya. Artinya, jika kelak kita mendapat pasangan yang pekerjaannya kurang membawa untung, sebagai partner, kita harus berpikir bagaimana kita bisa bekerja untuk menambahkan kekurangan yang ada. Atau, bila nanti kita diberi susami yang berwajah pas-pasan, sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita sebagai istri untuk membuatnya jadi jauh lebih tampan, lebih menarik, lbih ok dari sebelumnya. Pendek kata apa pun kekurangannya dulu, harus kita membuat baik agar tidak menyesal karena sudah memilihnya menjadi teman hidup.

Wanita bijak,kita bukan wanita yang sempurna bahkan juga terbatas. Lalu mengapa kita meminta pada Tuhan seseorang yang sempurna? Bukankah itu tidak adil? Ketahuilah jika kita terus-menerus mencari lelaki yang benar-benar pas, yang sangat cocok bagi kita, selamanya kita tidak akan pernah mendapatkannya. Jadi, daripada sibuk berharap beroleh pria tanpa cacat, lebih baik kita menerima apa pun yang Tuhan anugerahkan. Tinggal kita mengubahnya dari pria biasa menjadi luar biasa. Dari lelaki bersahaja menjadi istimewa dan berlimpah dalam segalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar