So, kapan terakhir kali Anda tersenyum? Atau tertawa? Jangan bilang terakhir Anda melakukannya adalah saat mengirimkan emoticon atau
mengetik LOL di BB. Padahal, kami tahu, you’re not really smiling or
LOL-ing. Anda sebenarnya sedang duduk jenuh di kereta atau hampir
tertidur di rumah atau menghadapi tumpukan berkas di kantor, dan karena
tak mau menyinggung sang pengirim pesan, Anda pun semata meniru apa yang
semestinya terjadi saat Anda bertemu face-to-face, yaitu...tersenyum
dan tertawa.
Well, darling, tak
dipungkiri di era teknologi saat ini interaksi kerap dijalin via ponsel
atau pesan teks, yang memiliki konsekuensi pertukaran emosi tak terjadi.
Ingat, tersenyum atau tertawa itu menular lho. Mungkin Anda tidak
“menangkap” joke yang dilontarkan oleh sahabat atau lawan bicara, tapi,
melihat gaya tubuh dan mendengar suara tawa mereka, sudah cukup untuk
membuat Anda ikutan terpingkal-pingkal. You’ve been there, right?
Oke,
untuk edisi awal tahun ini, Untaian Kata Dalam Cinta ingin membahas mengenai emosi yang
datang secara natural kepada kita semua. Entah apa yang Anda rasakan
saat menyongsong tahun yang baru ini, baik itu senang, sedih atau kesal,
tapi tak ada satu emosi yang salah. Just embrace it and feel better.
Say it With a Smile
“Smile
thought your heart is aching; Smile and maybe tomorrow, you’ll see the
sun come shining through for you”. Yup, Anda tentu ingat lirik lagu
lawas dari Nat King Cole tersebut (walau mungkin Anda lebih mengenalnya
dari versi yang dibawakan oleh Michael Jackson), lirik yang
menggambarkan harapan dan keoptimisan yang akan Anda dapatkan hanya
dengan...tersenyum.
But, is it true?
Menurut studi yang dilakukan di Swedia baru-baru ini, tersenyum dapat
menguatkan sistem pertahanan tubuh, menurunkan tekanan darah, mengurangi
stres, dan melancarkan aliran darah. Semua itu berkat dua zat aktif
yang dilepas oleh tubuh saat Anda tersenyum: Endorfin, yang berfungsi
sebagai pain killer alami dalam tubuh, dan serotonin, untuk menjaga mood
pada level yanng normal, serta meredam stres dan depresi.
Selain
itu, smiling juga akan melambungkan kepercayaan diri Anda – sempurna di
tiap situasi yang membutuhkan Anda untuk tampil in control – dan, if
you’re looking for love, well, ulaskanlah senyum terbaik Anda, dan pria
yang Anda incar pun akan datang dengan sendirinya (also, with his best
smile). Baru-baru ini Anne Hathaway, merespon pertanyaan tentang
perawatan kulit, pernah berkata, “Ada yang pernah menawari saya untuk
melakukan botox di usia 23. Tapi ketika sekarang saya menatapi area di
bawah mata dan melihat sesuatu yang saya pikir adalah wrinkles, ternyata
itu adalah smile lines. Saya memang suka tersenyum sedari kecil, dan
saya baru saja menyadari kalau, ‘That’s who I am’”. So, would you feel
the same way, ladies?
Laughing Stock
Wow,
Anda akan merasa seperti stand up comedian sejati saat Anda menerima
respon LOL atas joke yang, sebenarnya, Anda merasa tak selucu itu. Okay,
maybe he’s like sooo totally into you – tak heran isi BBM-nya sarat
dengan LOL dan variasi emoticon tertawa. Dan, untuk membalas
“kebaikan”-nya, Anda pun membalas joke kecilnya dengan LOL dan variasi
emoticon yang sama.
Oh c’mon honey,
ain’t nothing better than the real thing, maka segeralah ajak si dia
untuk bertatap muka. Kalau dia memang benar-benar lucu, dan Anda LOL
beneran, inilah khasiat yang akan Anda dapatkan: Mengirimkan lebih
banyak oksigen ke seluruh tubuh, menyurutkan ketegangan, melepaskan
lebih banyak endorfin, merelakskan otot, menurunkan tekanan darah,
mengontraksikan otot perut (very important), dan mengencangkan kulit
wajah (very VERY important). Dan pasti Anda kenal seseorang yang sudah
lanjut usia tapi karena mereka gemar bercanda dan tertawa, di mata Anda
mereka pun terlihat awet muda. Who needs ultraexpensive youth serum?
“Dengan
tertawa, kita akan mewujudkan apa yang disebut ‘zero mind’,” ujar
Armand Archisaputra, seorang praktisioner terapi tawa. “Di momen inilah
kita membersihkan pikiran kita dari hal-hal eksternal yang tidak
signifikan.” Tujuan Armand via terapi tawa ini adalah untuk meniru tawa
seorang bayi yang tulus, tidak dipaksakanm dan tanpa pemicu. Hmmm,
when’s the last time you’re able to do that?
It’s Cool To Cry
Well,
you can’t help it. Walaupun Anda tidak ingin dibilang cengeng, tapi
bagi seorang wanita, menangis adalah sesuatu yang datang lebih natural.
Entah saat menonton The Vow (tak peduli dengan putaran bola mata si dia
yang sudah keberapa kalinya), mendapatkan kritikan pedas dari si bos,
pertikaian kecil dengan pasangan, sampai, ya, saat countdown tiba di
tahun yang baru dan Anda pun langsung flashback ke momen-momen yang
membahagiakan sekaligus mengharukan di tahun sebelumnya. Namun, harus
diakuui, you do feel a lot better after a good cry, right?
Secara
psikologis, menangis merupakan “medium” untuk melepaskan segala emosi
yang terpendam dalam diri, sehingga menghilangkan potensi depresi. Cocok
sekali bagi Anda yang merasa susah mengekspresikan emosi.
Secara
fisiologis, ternyata tak bisa disepelekan juga efek positif dari
menangis. “Saat Anda mengalami stres dalam skala besar maka akan terjadi
proses kimiawi dalam tubuh,” kata William Frey, profesor bidang farmasi
dari University of Minnesota. “Apabila tidak segera dikeluarkan, dapat
menimbulkan risiko serangan jantung dan kerusakan jaringan pada otak. So
it actually has a survival value.” Dan benar saja, ketika Anda merasa
emosional, air mata yang mengalir mengandung hormon prolactin, yang
dihasilkan saat Anda stres atau dalam situasi yang penuh tekanan.
Kesimpulannya...show this to your man!
Anger Management
What,
marah pun bisa bikin tubuh sehat? Berarti, hampir seluruh populasi Ibu
Kota sehat dong, karena banyak alasan untuk naik pitam, mulai dari
macet, banjir, sampai lambannya internet di kantor. Well, it all comes
to moderation, honey. Marah yang berlarut-larut bisa melonjakkan tekanan
darah, sementara marah dengan takaran yang pas – yah, memang susah
untuk mengontrolnya, but still worth a try.
Inilah
yang akan terjadi pada tubuh Anda saat marah: Hormon stres, seperti
adrenalin dan kortisol, akan lebih banyak diproduksi, lalu detak jantung
dan tarikan napas meningkat. Alhasil, Anda akan merasa seolah diinjeksi
oleh bonus energi. Mostly, amarah, apalagi yang sampai ke ubun-ubun,
dapat berlanjut ke tindakan atau sikap yang negatif – kebencian,
pertengkaran, cangkir favorit pecah, kuku patah, rasa bersalah, stres –
tapi jika disalurkan ke sesuatu yang lebih positif, serta
diartikulasikan dengan baik, then you’ll make people to listen and earn
their respect, yang pada ujungnya (secara psikologis) dapat meningkatkan
kepercayaan diri Anda.
Menurut studi
yang dilakukan oleh Journal of Personality and Social Psychology, orang
akan lebih “memandang” sosok kolega atau politisi yang mengekspresikan
amarah daripada mereka yang menampilkan ekspresi sedih, takut, atau
bersalah. So control your anger and use it for good purpose.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar